https://ideideal.com/

Magang Murahan dan Trik Ngirit Biaya?

Magang Murahan dan Trik Ngirit Biaya? – Lo tau nggak, salah satu scam terbesar di dunia kerja itu ketika perusahaan ngomong, “Kami keluarga!” tapi giliran gajian—eh, malah dikasih kopi gratis plus “ilmu tak ternilai”. Gue nggak bohong, di luar sana banyak banget startup, agency, bahkan NGO yang jualan idealisme keren-keren, tapi dalangnya cuma satu: eksploitasi tenaga kerja murah meriah. Magang digenjot, probation diputer-puter, pegawai digaji seadanya—semua demi margin tambah gendut. Tapi tau nggak? Strategi receh kayak gini nggak cuma bikin lo keliatan bajingan, tapi juga bikin bisnis lo sendiri karam pelan-pelan.

Nah, sebagai mantan buruh 10 tahun yang sekarang jadi bos, gue bakal bocorin kenapa ngasih kesejahteraan ke pegawai itu bukan cuma urusan moral, tapi survival bisnis lo. Dan jangan salah—gue udah buktiin sendiri di Malaka: bayar mahal = untungnya gila-gilaan. Siap nyimak? Let’s go!

A. Dari Buruh ke Bos: Pergeseran Perspektif yang Bikin Gue Sadar

Gue ngerasain jadi buruh selama 10 tahun—enggak, bukan PNS, tapi definisi buruh menurut hukum (dan Karl Marx) itu luas: siapa pun yang gajian tapi enggak punya alat produksi. Mau lo kerja di pabrik berisik atau kantor ber-AC SCBD, selama lo dibayar dan enggak punya saham di perusahaan, status lo tetep buruh.

Nah, pas gue beralih jadi pengusaha, mindset gue berubah total. Dulu ngira kesejahteraan buruh itu “penting”, sekarang gue bilang “penting banget”—bukan karena alasan moral, tapi logika bisnis.

B. Magang Massal dan Probation Bodoh: Cara Cepat Bangkrut

1. Startup dan NGO yang Jualan Idealisme, Tapi Prakteknya Bajingan

Lo pasti sering denger perusahaan kayak gini:

  • “Kita di sini keluarga!”

  • “Jangan mikirin duit, pikirin impact!”

  • “Ilmu lebih berharga dari gaji!”

Faktanya? Mereka enggak bayar pegawai layak, magang digaji Rp0, probation diputer terus biar enggak perlu naikin gaji. Alasannya? “Biaya operasional tinggi!” BULLSHIT.

Contoh nyata:

  • Perusahaan A: Ngomongin keadilan sosial, tapi pegawainya digaji di bawah UMR.

  • NGO B: Teriak soal kemiskinan, tapi duit donatur dikantongi petinggi, pegawai kelaparan.

2. Turnover Tinggi = Produktivitas Nol

Gue kasih analogi simpel: lo investasi di motor butut terus harapannya bisa balap MotoGPGimana bisa?

  • Biaya turnover pegawai (rekrutmen, training) bisa sampe 2x gaji tahunan mereka (studinya Harvard, bukan gue ngasal).

  • Pegawai baru butuh 3-6 bulan buat adaptasi. Belum lagi salah rekrut? Uang lo melayang.

C. Bayar Mahal = Untung Lebih Gede

1. Modal Utama Gue: Human Capital

Gue enggak pernah pakai magang gratisan atau probation abal-abal. Hasilnya?

  • 2 tahun berdiri, cuma 2 orang yang resign (itu pun karena alasan jelas).

  • Revenue naik terus, padahal enggak pakai investor.

  • Produktivitas tinggi: Satu orang bisa ngerjain tugas 3 orang—karena mereka fokus, enggak sibuk mikirin duit buat bayar kontrakan.

2. Tambah Orang atau Naikin Gaji?

Gue kasih pilihan ke tim gue:

  1. “Gue rekrut orang baru buat bantu lo.”

  2. “Gue naikin gaji lo, tapi kerjaan lo nambah.”

Mereka milih opsi kedua. Kenapa?

  • Buat mereka: Gaji naik = hidup lebih nyaman.

  • Buat gue: Lebih murah bayar 1 orang kompeten daripada rekrut 2 orang baru.

D. Matematika Dasar: Kesejahteraan = ROI Tinggi

1. Law of Diminishing Return

Nambah tenaga kerja murah nggak otomatis nambah output. Contoh:

  • 10 magang gratisan < 1 pegawai tetap yang digaji layak.

  • Skill rendah = kerja lambat, salah terus, revisi mulu. Hidden cost lo malah membengkak.

2. Skillful Worker = Leverage Tanpa Batas

Pegawai yang dibayar layak bakal:

  • Enggak cabut tiap 6 bulan (hemat biaya turnover).

  • Mikir inovasi, bukan sekadar ngerjain tugas seadanya.

  • Reputasi perusahaan lo naik, talent-top mau join.

Lo Bisa Kaya dan Manusiawi Sekaligus

Gue enggak mau kayak perusahaan “idealisme abal-abal” yang ngumbar kata-kata mutiara tapi ngerampas hak pegawaiBisnis sehat itu yang:

  1. Bayar layak sesuai kapasitas.

  2. Invest di skill pegawai biar produktivitas naik.

  3. Stop ngirit di hal-hal fundamental kayak gaji dan training.

Percaya deh, lo enggak bakal miskin karena ngasih upah layak—justru cuan lo bisa gede berlipat.

Nah, lo sendiri lebih milih jadi bos yang kayak apa?


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *